Gambar Kibo Cheese Cake Kota Jakarta Barat

Gambar Kibo Cheese Cake Kota Jakarta Barat

UPDATE: After their first outlet in Dotonbori PIK AVENUE Mall, they will soon open another 2 outlets in Grand Indonesia Shopping Mall and Kota Kasablanka.

Say hello to one of our most favorite cheese cakes in town, Kibo Cheese Cake, the happening cheese cake brand with unique molten cheese cake product that has opened their first outlet in Dotonbori – PIK Avenue Mall, Pantai Indah Kapuk, North Jakarta.

Matcha Molten IDR 35k Mini Original Molten IDR 175k Large Original Molten IDR 175k Large

At the end of 2016, AnakJajan had an interview session with GenFM talking about the food trend in 2017, we said that Japanese cheese cake trend is going to be huge and it’s proven!! As you can see, in 2017 there are so many new shops offering cheese cake are popping out, and out of many brands, Kibo Cheese shines among others with their unique and different Molten Cheese Cake product.

Started from online, now they also have physical store in PIK Avenue mall, Kibo Cheese has been doing very well since the opening and AnakJajan got to say that it’s not just because of trend, but the mainly because of the great product.

Original Molten IDR 30k Mini

For flavor, there are 2 options, Original Cheese and Matcha Molten, each cake consists of 3 layers; cheese souffle cake, molten cream cheese and buttery sponge cake. As for the size, you can get large whole cake for sharing, or Mini size for personal.

For Kibo Mini, they have Sharing Package IDR 100k for 4 pieces of Kibo Mini

Original Molten IDR 30k Mini / IDR 175k Large The original one is certainly our favorite with the use of 5 types of cheese creating soft fluffy moist light cheese cake and creamy smooth molten filing. AnakJajan just love how well balanced the whole cake is, it has just the right level of sweetness and cheesiness, making it enjoyable till the last spoonful.

Matcha Molten IDR 35k Mini/ IDR 190k Large The Matcha Molten Cheese also turns out to be very pleasant, the subtle aroma of Japanese matcha simply complements the taste of cheese nicely.

Since the Molten Cheese Cake is VERY DELICATE, there are several tips that AnakJajan want to share with you for your maximum enjoyment: 1. Best way to cut Molten Cheese Cake is by using hot knife (put knife into hot water, dry it with towel, then gently slice the pre-chilled cake) 2. To enjoy the Molten Cheese Cake, let the cake sit in room temperature for 15minutes to enhance the melting texture, or reheat in microwave for 10-15 seconds.

Overall, AnakJajan personally think that Kibo’s Molten Cheese Cake is deliciously addictive!! The soft fluffy yet light texture, perfect level of sweetness and cheesiness, moist with smooth molten center, you won’t be able to stop after the first spoonful, trust us!! We have a friend who visits Kibo Cheese at least once a week, well when the product is good, it speaks for itself! 🙂

Address: Kibo Cheese PIK Avenue Mall – Dotonbori 2F Jl. Pantai Indah Kapuk, Kamal Muara North Jakarta, 14470 Phone: (+6221) 22512458 Instagram: @kibocheese http://www.kibocheese.com/

Online Order: LINE@: @kibocheese (with@) Whatsapp: +6285889993788

Don’t forget to subscribe/ follow our blog so you can get an update on your email about our new post.

Harapan Mario dan Vicky Kembangkan Kibo Cheese CakeBooming bolu keju Jepang (Japanese cheese cake) menggelitik kakak-beradik Mario Rovani (32 tahun) dan Vicky Kurniawan (27 tahun) untuk mencoba mengembangkan bisnis makanan itu di Indonesia. Ketika mengunjungi sang kakak yang tengah menempuh studi S-2 bioteknologi di Jepang, Vicky menemukan betapa banyak aneka dessert menggiurkan di sana. “Saya mencicipi cheese cake-nya dan inspiring sekali untuk membuat itu. Saya berpikir kalau dibawa ke Indonesia, akan pecah banget,” kata Vicky mengenang kejadian pada tahun 2014 itu.

Rupanya minat Vicky didukung Mario yang diam-diam menyukai dunia masak-memasak. Bahkan karena hobinya itu, sembari kuliah Mario juga sekolah masak. “Di situ kami sepakat terjun ke dunia kuliner,” cerita Vicky yang mula-mula terkendala jarak untuk mengeksekusi mimpinya bersama sang kakak.

Baru pada awal 2016, sekembalinya Mario dari Jepang, mereka dapat mewujudkan keinginan membuat penganan asal Jepang itu. Namun, karena tak mau berkompetisi langsung dengan para pemain besar, Mario dan Vicky berusaha membuat inovasi produk. Serupa tetapi tidak sama: penganan bertekstur lembut dan empuk itu dibuat lebih soft dan di dalamnya ada melting-nya. “Selama lima bulan kami benar-benar trial and error,” kata Vicky.

Setelah merasa cukup kuat dan menemukan formula yang pas untuk lidah konsumen lokal, Mario dan Vicky berani mengibarkan bendera Kibo Cheese Cake. “Kibo” dalam bahasa Jepang berarti harapan. Harapan untuk kemajuan dan keberhasilan. Seperti terlihat dalam logo, ada titik dari kecil sampai besar, yang diartikan dari sesuatu yang kecil harapan itu semakin besar. “Background saya di bidang marketing, communication, dan public relations juga. Jadi, dari pertama saya mengurusi masalah campaign, branding, dan sebagainya,” ungkap Vicky yang lulusan Universitas Binus. “Kami berbagi tugas. Kakak bertugas urusan resep dan produksi, sementara saya lebih mengurus manajemen, operasional, dan marketing,” lanjutnya. Dengan pembagian tugas, tidak terjadi tumpang tindih dalam pekerjaan.

Diakui Vicky, modal mengembangkan bisnis bolu keju Jepang ini tidak sedikit, sekitar Rp 500 juta. Mario dan Vicky berpatungan dengan om mereka yang menempatkan saham di Kibo. Untuk modal online, Vicky memperkirakan sekitar Rp 50 juta, untuk membeli oven, alat pengemas, bahan, serta kulkas. “Sementara ketika kami ekspansi, Om menyertakan dukungan yang kini diwujudkan dalam saham,” papar Vicky yang memiliki enam gerai (di Grand Indonesia, Kota Casablanca, Lotte Avenue, PIK Avenue, Aeon, dan SMS).

“Tahun ini kami akan ekspansi ke Bekasi dan Bogor, sekitar tiga store di semester dua,” ungkapnya tentang ekspansi Kibo.

Kini, dengan adanya gerai sendiri, pembelian melalui online cenderung berkurang. Maka, Vicky pun mengubah strategi. Pembelian lewat online diubah khusus untuk cenderamata (gift), seperti cenderamataulang tahun, cenderamatadari perusahaan untuk klien, cenderamata hari raya, atau event-event korporat lainnya. Adapun di gerai, Vicky berharap pengunjung bisa langsung datang menikmati sensasi Kibo. Dikatakannya, Kibo juga membuat program loyalitas. “Kami membaca kebiasaan pelanggan seperti apa sehingga kami bisa memberikan benefit,” kata Vicky berpromosi. Ia dibantu 35 karyawan dapur terus mengembangkan rasa baru.

Ditegaskannya, inovasi produk adalah hal mutlak yang harus dilakukan. Pada dasarnya, ada empat rasa, yaitu orisinal, saltedegg, cokelat, dan matca. Di luar rasa ini, setiap bulan Kibo mengeluarkan satu sampai dua rasa baru yang seasonal. Misalnya, di bulan Desember sempat mengeluarkan rasa mangga, stroberi; pada bulan April ada rasa Taro. “Inovasi produk kami lakukan, terus-menerus,” ujar Vicky yang setiap hari bisa menjual 150-200 kue/per gerai. Pada akhir pekan, penjualan meningkat kira-kira 350 kue/gerai.

Setelah tiga tahun berjalan, Vicky optimistis Kibo sukses di pasaran. Saat ini omset per bulan setiap gerainya Rp 150 juta-200 juta. Kibo memiliki keunikan yang pas dengan lidah konsumen lokal. Selain itu, ia juga meyakini, seiring dengan perkembangan budaya Jepang di Tanah Air, tren dessert Jepang akan terus berkembang. Masih banyak hal yang bisa dieksplorasi dari penganan khas Negeri Matahari Terbit itu.

Optimisme itu semakin kuat karena jenis kue yang dibuatnya belum terlalu banyak yang meniru. “Kompetitor langsung memang belum ada, tapi kompetitor tidak langsungnya cukup banyak, seperti softcake dan pillowcake,” kata Vicky. Menurutnya, memang harus melakukan inovasi terus, terutama mengenai varian rasa. Diakuinya, tantangan di bisnis kuliner cukup besar. Bisnis ini berkembang cepat sekali. Banyak investor besar masuk ke bisnis kuliner. “Sehingga, kami memang tidak boleh lengah,” ia menegaskan kembali.

Bagi Vicky, yang terpenting sekarang, bagaimana pelanggan benar-benar puas dan menyukai produknya sehingga mereka terus kembali membeli. “Prinsip saya, harus double wow,” ujarnya. Wow pertama, tertarik dan suka; sedangkan wow kedua, konsumen terus membeli dan membeli lagi. Hal itu diakuinya tidak mudah karena persaingan terus terjadi, terutama dalam hal harga. “Harga kami relatif tinggi karena bahan bakunya masih impor langsung dari Jepang,” kata Vicky seraya menambahkan, harga kuenya Rp 30 ribu-35 ribu per potong.

Source link : https://swa.co.id/kumparan/harapan-mario-dan-vicky-kembangkan-kibo-cheese-cake

Harapan Mario dan Vicky Kembangkan Kibo Cheese CakeBooming bolu keju Jepang (Japanese cheese cake) menggelitik kakak-beradik Mario Rovani (32 tahun) dan Vicky Kurniawan (27 tahun) untuk mencoba mengembangkan bisnis makanan itu di Indonesia. Ketika mengunjungi sang kakak yang tengah menempuh studi S-2 bioteknologi di Jepang, Vicky menemukan betapa banyak aneka dessert menggiurkan di sana. “Saya mencicipi cheese cake-nya dan inspiring sekali untuk membuat itu. Saya berpikir kalau dibawa ke Indonesia, akan pecah banget,” kata Vicky mengenang kejadian pada tahun 2014 itu.

Rupanya minat Vicky didukung Mario yang diam-diam menyukai dunia masak-memasak. Bahkan karena hobinya itu, sembari kuliah Mario juga sekolah masak. “Di situ kami sepakat terjun ke dunia kuliner,” cerita Vicky yang mula-mula terkendala jarak untuk mengeksekusi mimpinya bersama sang kakak.

Baru pada awal 2016, sekembalinya Mario dari Jepang, mereka dapat mewujudkan keinginan membuat penganan asal Jepang itu. Namun, karena tak mau berkompetisi langsung dengan para pemain besar, Mario dan Vicky berusaha membuat inovasi produk. Serupa tetapi tidak sama: penganan bertekstur lembut dan empuk itu dibuat lebih soft dan di dalamnya ada melting-nya. “Selama lima bulan kami benar-benar trial and error,” kata Vicky.

Setelah merasa cukup kuat dan menemukan formula yang pas untuk lidah konsumen lokal, Mario dan Vicky berani mengibarkan bendera Kibo Cheese Cake. “Kibo” dalam bahasa Jepang berarti harapan. Harapan untuk kemajuan dan keberhasilan. Seperti terlihat dalam logo, ada titik dari kecil sampai besar, yang diartikan dari sesuatu yang kecil harapan itu semakin besar. “Background saya di bidang marketing, communication, dan public relations juga. Jadi, dari pertama saya mengurusi masalah campaign, branding, dan sebagainya,” ungkap Vicky yang lulusan Universitas Binus. “Kami berbagi tugas. Kakak bertugas urusan resep dan produksi, sementara saya lebih mengurus manajemen, operasional, dan marketing,” lanjutnya. Dengan pembagian tugas, tidak terjadi tumpang tindih dalam pekerjaan.

Diakui Vicky, modal mengembangkan bisnis bolu keju Jepang ini tidak sedikit, sekitar Rp 500 juta. Mario dan Vicky berpatungan dengan om mereka yang menempatkan saham di Kibo. Untuk modal online, Vicky memperkirakan sekitar Rp 50 juta, untuk membeli oven, alat pengemas, bahan, serta kulkas. “Sementara ketika kami ekspansi, Om menyertakan dukungan yang kini diwujudkan dalam saham,” papar Vicky yang memiliki enam gerai (di Grand Indonesia, Kota Casablanca, Lotte Avenue, PIK Avenue, Aeon, dan SMS).

“Tahun ini kami akan ekspansi ke Bekasi dan Bogor, sekitar tiga store di semester dua,” ungkapnya tentang ekspansi Kibo.

Kini, dengan adanya gerai sendiri, pembelian melalui online cenderung berkurang. Maka, Vicky pun mengubah strategi. Pembelian lewat online diubah khusus untuk cenderamata (gift), seperti cenderamataulang tahun, cenderamatadari perusahaan untuk klien, cenderamata hari raya, atau event-event korporat lainnya. Adapun di gerai, Vicky berharap pengunjung bisa langsung datang menikmati sensasi Kibo. Dikatakannya, Kibo juga membuat program loyalitas. “Kami membaca kebiasaan pelanggan seperti apa sehingga kami bisa memberikan benefit,” kata Vicky berpromosi. Ia dibantu 35 karyawan dapur terus mengembangkan rasa baru.

Ditegaskannya, inovasi produk adalah hal mutlak yang harus dilakukan. Pada dasarnya, ada empat rasa, yaitu orisinal, saltedegg, cokelat, dan matca. Di luar rasa ini, setiap bulan Kibo mengeluarkan satu sampai dua rasa baru yang seasonal. Misalnya, di bulan Desember sempat mengeluarkan rasa mangga, stroberi; pada bulan April ada rasa Taro. “Inovasi produk kami lakukan, terus-menerus,” ujar Vicky yang setiap hari bisa menjual 150-200 kue/per gerai. Pada akhir pekan, penjualan meningkat kira-kira 350 kue/gerai.

Setelah tiga tahun berjalan, Vicky optimistis Kibo sukses di pasaran. Saat ini omset per bulan setiap gerainya Rp 150 juta-200 juta. Kibo memiliki keunikan yang pas dengan lidah konsumen lokal. Selain itu, ia juga meyakini, seiring dengan perkembangan budaya Jepang di Tanah Air, tren dessert Jepang akan terus berkembang. Masih banyak hal yang bisa dieksplorasi dari penganan khas Negeri Matahari Terbit itu.

Optimisme itu semakin kuat karena jenis kue yang dibuatnya belum terlalu banyak yang meniru. “Kompetitor langsung memang belum ada, tapi kompetitor tidak langsungnya cukup banyak, seperti softcake dan pillowcake,” kata Vicky. Menurutnya, memang harus melakukan inovasi terus, terutama mengenai varian rasa. Diakuinya, tantangan di bisnis kuliner cukup besar. Bisnis ini berkembang cepat sekali. Banyak investor besar masuk ke bisnis kuliner. “Sehingga, kami memang tidak boleh lengah,” ia menegaskan kembali.

Bagi Vicky, yang terpenting sekarang, bagaimana pelanggan benar-benar puas dan menyukai produknya sehingga mereka terus kembali membeli. “Prinsip saya, harus double wow,” ujarnya. Wow pertama, tertarik dan suka; sedangkan wow kedua, konsumen terus membeli dan membeli lagi. Hal itu diakuinya tidak mudah karena persaingan terus terjadi, terutama dalam hal harga. “Harga kami relatif tinggi karena bahan bakunya masih impor langsung dari Jepang,” kata Vicky seraya menambahkan, harga kuenya Rp 30 ribu-35 ribu per potong.

Source link : https://swa.co.id/kumparan/harapan-mario-dan-vicky-kembangkan-kibo-cheese-cake

Belanja di App banyak untungnya:

Kamu dapat menemukan makanan yang sejenis dengan mencari resto yang termasuk dalam kategori Cake, Dessert, Asian, Sweet, Bakery, Cheese dan Confectionery di Horego